Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Selasa, 06 Mei 2014

Research Journey (Part-1)

Assalamu'alaikum..... :)


Haiiii...
Kalii ini aQ pengen cerita tentang sedikit pengalaman waktu penelitian di lapangan untuk data tugas akhir.

Lokasi penelitian ada di utara Pulau Jawa...(hayoo mana hayo????)
Yappp...Kepulauan Karimunjawa *taraaaaaaa

Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan di sebelah utara Pulau Jawa (udah banyak yang tau donk pastinya) yang masuk ke wilayah Jepara, Jawa Tengah.
Untuk transportasi, gampang kok...sebagai gambaran ajah, aQ akan kasii bocoran biaya yang aQ kluarin dari berangkat - pulang kerumah.
Penelitian kemarin aQ nggak sendirian...
Ada 1 sahabat aQ yang namanya Rina mau berbaik hari nemenin sekaligus bantuin aQ selama di Lapangan heheheeee....
Ini dia yang namanya Rina
Semarang - Jepara :
* Naik Bis 15.000/orang
* Nginap di Jepara (karena kapal berangkat pagi, jadi kami putuskan nginap) kebetulan ada teman yang stay di Jepara, jadi penginapannya gratis :D (thanks to mas nandang)
* Tiket ASDP 42.000/orang
* Tiket motor 20.000 (karena waktu itu aQ bawa motor sendiri untuk akomodasi selama di Karimun)
 Persiapan menuju Jepara


Kapal ASDP berangkat dari Dermaga Pantai Kartini jam 9 pagi, perjalanan +/- 6jam jadi sampai di Dermaga Karimunjawa sekitar jam 3-4 sore.

Kamii siap berlayar .... 

Okeee, lanjut lagi... ^_^
Sampai di Karimun, Qt langsung menuju ke Guest House milik Pak Arif. Karena beliau ini seorang lurah, penduduk di sana biasa memanggil dengan sebutan Pak Inggi (Pak Lurah).
Setelah membereskan barang bawaan dan ISOMA (cieeee...kaya' lagi diklat ajah :p ), sore itu Qt keliling Karimun naik motor (NOTE : bukan Karimun secara keseluruhan lho yaaaa...). Qt keliling untuk liat-liat aja siyh sebenernya, gimana kondisi desa dan masyarakat disana. Selain itu juga untuk nunggu listrik nyala...(FYI : listrik di Karimunjawa hanya menyala pada malam hari, yaitu jam 18.00 - 06.00) kecuali beberapa guest house dan pelayanan masyarakat yang menggunakan genset. heheheheee....

to be continue.......

Evolusi Kepiting

Pendahuluan
Secara taksonomi, Krustasea masuk kedalam phylum Arthropoda. Kata Arthropoda terdiri dari kata Arthron dan podus. Arthron berarti sendi sedangkan podus berarti kaki. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa arti kata Arthropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan kaki sendi sebagai alat geraknya. Adapun taksonomi Brachyura secara umum menurut Bliss (1982); Ng dan Chuang (1996); Romimohtarto dan Juwana (2001) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Infra Ordo : Brachyura (kepiting)
Arthropoda sendiri terdiri dari delapan kelas, yaitu Krustasea, Oksikopora, Cilopoda, Diplopoda, Insekta, Araknoida, Pauropora dan Simphila.
McLaughlin (1980) menyatakan bahwa Malacostraca berasal dari kata Malacos yang berarti lunak dan ostracon yang berarti cangkang. Malacostraca merupakan anak kelas yang mempunyai beberapa ordo mencakup sebagian besar krustasea berukuran besar. Malacostraca terdiri dari tujuh ordo, yaitu Leptostraca, Mysidasea, Cumasea, Tanaidasea, Isopoda, Ampipoda dan Decapoda.
Rohmimohtarto dan Yuwana (2001) menyatakan bahwa Decapoda berasal dari kata Deca dan podus yang berarti berkaki sepuluh. Decapoda dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuk perutnya yaitu Macrura (bangsa udang), Brachyura (bangsa kepiting) dan Anomura (merupakan bangsa peralihan antara udang dan kepiting).

Brachyura
Kelompok Brachyura (bangsa kepiting) dikenal karena bentuk karapasnya yang melebar. Pada dasarnya kelompok ini mempunyai bagian yang sama dengan bangsa udang, hanya saja terdapat sedikit modifikasi pada beberapa bagian tubuhnya. Bagian perutnya sudah tidak terlihat lagi akibat melipat ke dadanya. Kaki renangnya sudah terdeferensiasi, bagian telson dan uropod-nya bergabung (melipat ketubuh bagian bawah) sehingga tidak terlihat seperti pada bangsa udang. Contoh dari bangsa ini adalah kepiting (Rohmimohtarto dan Yuwana, 2001) (Gambar 1).
.
Gambar 1. Morfologi kepiting secara umum (McLaughlin, 1980)


Catatan Fosil Kepiting
Catatan fosil kepiting pertama kali ditemukan pada awal periode Mesozoik (Jurasik), hampir 200 juta tahun yang lalu.

A. Goniodromites bidentatus (Reuss, 1858) (Goniodromitidae), Jurassic, Poland
B. Lecythocaris paradoxa (von Meyer, 1858) (Lecythocaridae), Jurassic, Austria;
C. Longodromites ovalis (Moericke, 1889) (Longodromitidae), Jurassic, Austria;
D. Glaessneropsis heraldica (Moericke, 1889) (Glaessneropsidae), Jurassic, Austria;

E. Macroacaena rosencrantzi (Collins & Rasmussen, 1992) (Raninidae) with bopyrid, Cretaceous, Greenland;
I. Costacopluma concava (Collins & Morris, 1975) (Retroplumidae), Cretaceous, Nigeria;

















F. Basinotopus lamarckii (Desmarest, 1822) (Dynomenidae), Eocene, England;
G. Goniochele angulata (Bell, 1858) (Orithopsidae), Eocene, England;
H. Proterocarcinus latus (Glaessner, 1933) (Macropipidae), Miocene, Argentina;
J. Tumidocarcinus giganteus (Glaessner, 1960) (Tumidocarcinidae), Miocene, New Zealand.
All scale bars = 10mm, except B, C = 1 mm.
(Sumber gambar : R. Feldmann dalam De Grave et al, 2009)

Neogene (Meiosen)
Cancer magister Dana, 185

         Nations,1975              http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2009/luchterh_wesl/reproduction.htm


Pliocene

Middle Pliocene;                         http://marine.alaskapacific.edu/octopus/Expedition%20middens2.php
Alaska to Santa Barbara, California.


Pleistocene
Cancer antennarius Stimpson, 1856
Nations, 1975  















Distribusi fosil brachyura secara umum :

(Sumber : http://www.paleodb.org/cgi-bin/bridge.pl)

Kesimpulan

  • Tidak terjadi perubahan mencolok pada kepiting yang hidup pada masa lampau maupun masa sekarang.
  • Perubahan-perubahan yang terjadi pada morfologi kepiting jaman sekarang di duga merupakan salah satu bentuk adaptasi terhadap lingkungannya.

Pustaka

Bliss, D. E. 1982. The Biology of Crustacea Vol 1. Systematics, The Fossil Records, and Biogeography. Academic Press. USA. Pp 4-292.
Brusca, R.C. and Gary J.B. 2003. Invertebrates: Second Edition. Sinauer Associates, Inc. Sunderland, Massachusetts.
Grave, S. D., N. D. Pentcheff, et al. (2009). A Classification Of Living And Fossil Genera Of Decapod Crustaceans. RAFFLES BULLETIN OF ZOOLOGY(21): 1-109.
McLaughlin, P.A. 1980. Comparative Morfology of Recent Crustacea. W.H. Freeman Company. San Fransisco, USA. Pp 128-174
NATIONS, J. DALE. 1975. Natural History Museum of Los Angeles County, Science Bulletin 23:1-104
Romimohtarto, K dan S. Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Puslitbang Oseanografi LIPI, Jakarta
http://www.paleodb.org/cgi-bin/bridge.pl
http://eol.org/pages/44051/entries/36537088/overview
http://paleotm.com/files/18-124-25.jpg
http://www.mexfish.com/fish/rrcrab/rrcrab.htm

Minggu, 04 Mei 2014

BIOGEOGRAFI KEPITING (Scylla sp.)

Brachyura (Kepiting)

Brachyura (kepiting) merupakan salah satu biota yang termasuk dalam taksa krustasea. Kepiting masuk kedalam kelas dekapoda karena memiliki 10 kaki, 2 kaki pertamanya biasa disebut capit. Di Asia Tenggara ditemukan kurang lebih 2.500 spesies kepiting dan yang hidup di periaran Indo-Malaysia sebanyak lebih dari 1.000 spesies (Serène 1968). Keanekaragaman kepiting mangrove diketahui cukup tinggi, diperkirakan terdapat lebih dari 200 spesies dari enam famili kepiting brachyura yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove.
Mangrove terdistribusi dengan baik di daerah pantai tropis yaitu antara 32LU hingga 38 LS meliputi wilayah Afrika, Asia, Australia, dan Amerika. Sedangkan di daerah subtropis mangrove sebenarnya juga masih dapat dijumpai namun menurun kelimpahan spesiesnya seiring dengan bertambahnya derajat lintang (Chapman 1976 ; Tomlinson 1994 ; Hogarth 2007).
Indonesia adalah negara yang mempunyai ekosistem hutan mangrove terluas di dunia diikuti Brazil, Australia, Nigeria, dan Mexico (Saputro et al., 2009). Tahun 1982 jumlah hutan mangrove di Indonesia sekitar 4,25 juta ha (Darsidi, 1984), tetapi berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bakosurtanal pada tahun 2009 luasan hutan mangrove tersebut telah mengalami penurunan menjadi 3,3 juta ha (Saputro et al., 2009). Ditambahkan pula bahwa luas mangrove Indonesia yaitu 59,8% dari total luas mangrove di Asia Tenggara.
Menurut Basyuni (2002) vegetasi mangrove hidup hampir di semua pulau di Indonesia, seperti Pantai Utara dan Barat Sumatra, Pesisir Utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, seluruh pesisir pulau Kalimantan dan Sulawesi, Pesisir Selatan Irian serta pulau–pulau kecil di Indonesia yang terlindung dari pengaruh gelombang dan pasang surut yang besar. Berdasarkan data tahun 2009 dari Pusat Survei Sumber Daya Alam dan Laut (PSSDAL-BAKOSURTANAL) dalam Saputro et al., (2009), mangrove terluas terdapat di Irian Jaya sekitar 1.634.003,454 ha (50,37%), Kalimantan 638.283,693 ha (19,68%), dan Sumatra 576.956,056 ha (17,79%).

Secara taksonomi, Krustasea masuk kedalam filum Arthropoda. Kata Arthropoda terdiri dari kata Arthron dan podus. Arthron berarti sendi sedangkan podus berarti kaki. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa arti kata Arthropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan kaki sendi sebagai alat geraknya. Arthropoda sendiri terdiri dari delapan kelas, yaitu Krustasea, Oksikopora, Cilopoda, Diplopoda, Insekta, Pauropora dan Simphila.
McLaughlin (1980) menyatakan bahwa Malacostraca berasal dari kata Malacos yang berarti lunak dan ostracon yang berarti cangkang. Malacostraca merupakan anak kelas yang mempunyai beberapa ordo mencakup sebagian besar krustasea berukuran besar. Malacostraca terdiri dari tujuh ordo, yaitu Leptostraca, Mysidasea, Cumasea, Tanaidasea, Isopoda, Ampipoda dan Decapoda.

Rohmimohtarto dan Yuwana (2001) menyatakan bahwa Decapoda berasal dari kata Deca dan podus yang berarti berkaki sepuluh. Decapoda dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan bentuk perutnya yaitu Macrura (bangsa udang), Brachyura (bangsa kepiting) dan Anomura (merupakan bangsa peralihan antara udang dan kepiting).

Scylla sp. atau yang biasa disebut kepiting lumpur (mud crabs) adalah salah satu komponen penting dari nilai ekonomi dan struktur rantai makanan pada hutan mangrove di Indo-Pasifik (Ewel et al 2009). Scylla sp. termasuk dalam subfamili Portunidae dan genus Scylla. Menurut Estampador (1949) in Klinbunga et al. (2000) membagi kepiting bakau dalam 4 golongan (tiga spesies dan satu subspesies) yaitu S. serrata, S. oceanica, S. tranquberica dan S. serrata var. paramamosain. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, Keenan (1998) in Klinbunga et al. (2000) merevisi taksonomi kepiting bakau berdasarkan morfometrik dan genetik dengan menggunakan analisis Allozyme electrophoresis dan mitocondria DNA yang menemukan empat spesies kepiting bakau yakni S. serrata, S. paramamosain, S. olivacea dan S. traqueberica. Klasifikasi kepiting bakau secara lengkap adalah sebagai berikut (Motoh 1980):
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Sub – kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Subfamili : Portuninae
Genus : Scylla
Spesies : S. serrata,
S. paramamosain,
S. olivacea
S. traqueberica.


Distribusi kepiting bakau mulai dari Arfika Selatan, di sepanjang pantai selatan, melintasi Samudera India dan dari utara ke selatan Jepang, ke timur seperti Micronesia dan dari selatan ke timur Pantai Australia. Jenis S. olivace banyak ditemukan di Pakistan, Indonesia, bagian utara dan barat Australia. Di Indonesia sendiri merupakan pusat dari keanekaragaman genus ini, dimana semua spesies Scylla dapat ditemukan (Shelley 2008). Genus Scylla terdistribusi secara luas dari barat (Sumatera) sampai timur (Irian Jaya). Kepiting banyak terdapat di area pesisir dimana terdapat mangrove dan air payau (La Sara et al. 2002). Kepiting bakau mendiami hampir semua bagian perairan Indonesia, terutama di daerah yang banyak ditumbuhi pohon bakau atau daerah hutan bakau (lingkungan mangrove), pertambakan pada daerah-daerah muara sungai dan lubang-lubang. Kepiting bakau biasanya ditemukan di estuari dan biasanya populasi yang besar berasosiasi dan menetap di daerah mangrove khususnya estuari (Le Vay 2001).

Scylla sp. ditemukan melimpah di sungai-sungai pesisir, lagun, sekitar pulau-pulau kecil, di perairan payau, dan di kawasan hutan bakau (mangrove). (Cholik & Hanafi 1992) dan hidup di daerah muara sungai dan rawa pasang surut yang banyak ditumbuhi vegetasi mangrove dengan substrat berlumpur atau lumpur berpasir.







Gambar 1. Morfologi Scylla serrata

Distribusi kepiting genus Scylla yang tidak dipengaruhi oleh garis Wallace dapat disebabkan oleh penyebaran genus Scylla di dunia, yang menyebar mulai dari Samudera Hindia (Pakistan hingga Australia Barat), Laut Cina Selatan (Thailand, Singapura, Vietnam, Sarawak, hingga Cina Selatan), hingga ke Samudera Pasifik (Filipina, Timor-Timur, Teluk Carpentaria) (Keenan et al. 1998 in Le Vay 2001), di mana perairan Indonesia berada di dalam kawasan tersebut seperti tampak pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta sebaran kepiting Scylla sp. (FAO 1998).




DAFTAR PUSTAKA
Chapman, V. J. 1976. Mangrove Vegetation. J. Cramer, Vadus, Liechtensein, Germany. 447 pp.
Darsidi, A. 1984. Pengelolaan Hutan Mangrove di Indonesia. Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove (ed S. Soemodihardjo), pp. 19-28. Man and Biosphere – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. 1998. p. 1046-1128. In: Carpenter KE, Niem VH (eds). FAO species identification guide for fishery purposes, the living marine resource of the Western Central Pasific, vol 2: cephalopods, crustaceans, holothurians, and sharks. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Hogarth, P.J. 2007. The Biology of Mangrove. Oxford University Press. Inc. New York. 77-115
Le Vay. 2001. Ecology and management of mud crab Scylla spp. p. 101-111. Asian Fisheries Science. Proceedings of the International Forum on the Culture of Portunid Crabs: Manila, Philiphines 2001Asian Fisheries Society. Manila.
McLaughlin, P.A. 1980. Comparative Morfology of Recent Crustacea. W.H. Freeman Company. San Fransisco, USA. Pp 128-174
Saputro, G. B, S. Sukardjo, S. Hartini, Niendyawati, Al. Susanto, Al. Sumarso, I. N. Edrus, P. Maesarrah, D. Suhendra, dan C. Syah. 2009. Peta Mangrove Indonesia. Pusat Survei Sumber Daya Alam Laut (PSSDAL), BAKOSURTANAL. Jakarta.
Serène, R. 1968. The Brachyura of the Indo Pacific Region. In: Prodromous of a Check List of the Non- Planktonic Marine Fauna of the Sout East Asia. Special Publication of the Singapore National Academic of Science, No 1: 33-120.
Tomlinson, P.B. 1994 The botany of mangrove. Cambridge University Press, New-York. 419 hlm.

Sabtu, 03 Mei 2014

My Beautiful Memories

Beliau....
Salah satu orang yang selalu membuat aQ tertawa...
Salah satu orang yang selalu membuat aQ bahagia...
Salah satu orang yang selalu membuat aQ nyaman...
Salah satu orang yang mengajariQ belajar...
Belajar sejarah, agama, seni bahkan tentang kehidupan...
Senyumnya, tawanya, candanya, nasehatnya, bahkan tegurannya membuat hati ini rindu...
Membuat hati ini nyaman dan ingin selalu melihatnya, mendengarnya dan bersamanya...
Disaat menegur atau menasehatipun masih terselip senyuman manisnya...

Beliau adalah AKUNG...

Tak pernah terbayangkan dalam pikiran dan hati ini bahwa suatu saat semua itu akan hilang...
Hilang untuk kembali kepada Sang PemilikNYA...
Hingga saat itu tiba...
Kamis malam Jum'at, 29 Agustus 2013
Innalillahi waina illaihi roji'un...
Semua lenyap dan gelap...
Seakan tak percaya...
Beliau yang ingin melihatQ wisuda untuk kedua kalinya,
Beliau yang ingin melihatQ bahagia...
Kini beliau telah tiada...

Ternyata kemarin Idul fitri t'akhir aQ bersama beliau,
Ternyata kemarin terakhir kali aQ beliin beliau ice cream,
Ternyata kemarin terakhir kali aQ suapin beliau...
Ternyata kemarin terakhir usapan tangan beliau ke kepala ini...
Ternyata kemarin kecupan terakhirQ untuk beliau...
Dan ternyata kata2 "ika ikhlas kung...ika sayang akung" jadi kata2 terakhir yang keluar dari mulut ini untuk beliau...

Ya Rabb...
Maafkan aQ yang belum mampu menahan rasa rindu yang teramat dalam untuk beliau...
Bukan hati ini tak ikhlas...
Tapi sungguh aQ selalu rindukan pelukan beliau, ciumnya beliau, senyumnya, canda dan tawanya juga diskusi bersama beliau...
Hingga rasanya tak terbendung lagi air mata ini saat rindukan beliau...

Ya Rabb...
Jaga beliau untukQ...
Tempatkan beliau ditempat terindah disisiMU...

Akung, ika sayang akung... SANGAT.
Akung, ika kangen akung... SANGAT.
Akung, ika ikhlas...
Akung, liat ika dari jauh... ika bisa, ika bahagia, ika semangat...
Ika selalu inget apa yang akung bilang... :)

Akung.... bahagia disana, akung sehat, akung sembuh...
Do'a ika nggak putus untuk akung...